Sabtu, 14 Juni 2025

Poin Keluarga dalam Novel Karya NH. Dini yan

 

Poin Keluarga dalam Novel NH. Dini yang Berjudul Pada Sebuah Kapal




Novel Pada Sebuah Kapal pertama kali dicetak pada tahun 1972, adalah sebuah novel yang sangat padat dengan jumlah 350 halaman, dan (mungkin) ukuran font 11  dengan spasi satu. Walaupun membaca novel ini serasa cukup lelah, tapi terbayarkan dengan cerita dan kisah yang sangat menarik dari perjalanan kisah hidup tokoh utama, Sri.

 

Secara garis besar, novel ini membahas kisah hidup Sri sejak remaja hingga menikah. Dimana Sri menjalani perjalanan hidup yang kompleks, emosional, dan penuh pencarian jati diri.

Dalam beberapa tulisan menyebutkan bahwa novel ini adalah kisah nyata dari perjalanan hidup penulis (NH. Dini). Setelah tunangannya, Saputro meninggal dalam kecelakaan pesawat, Sri merasa hidupnya berhenti. Namun, beberapa bulan setelahnya, Sri memilih untuk memulai hidup yang baru. Dari sekian banyak laki-laki yang dekat dengannya, Sri memilih untuk menikah dengan Charles seorang diplomat yang selama ini adalah teman bersuratnya. Dalam pernikahan dengan Charles, Sri menemukan masalah. Charles tidak seperti Saputro yang lembut dan memiliki kemampuan komunikasi emosional yang dalam. Ditambah lagi, Charles sangat kasar, suka memerintah, dan terlalu cerewet.

Sebagai seorang istri, Sri merasa hidupnya begitu kosong, Charles terlalu sibuk dengan pekerjaan dan sangat jarang memahami isi hati Sri. Hingga akhirnya, tanpa disengaja, Sri bertemu dengan seorang perwira bernama Michel dalam perjalanannya di kapal. Di sinilah inti novel ini mulai muncul, perselingkuhan antara Sri dan Michel dimulai.

Jika membaca novel ini, pembaca akan merasa bimbang. Bagaimana jika berada di posisi Sri. Tindakan apa yang harus diambil. Apakah Sri sudah benar?

Nah, dari hasil bacaan saya, saya mau merangkum poin-poin keluarga yang dapat diambil dari novel ini.

Satu,  Keluarga Bukan Sekadar Ikatan Formal. Tokoh utama, Sri, menikah dengan seorang diplomat karena alasan rasional, bukan cinta. Namun, pernikahan itu tidak memberikan kebahagiaan batin. Ini menunjukkan bahwa keluarga yang terbentuk tanpa cinta atau komunikasi yang tulus bisa menjadi sumber kehampaan emosional.

Dua, Peran Perempuan dalam Keluarga. Penulis menyoroti posisi perempuan yang kerap terjebak dalam peran istri yang harus setia meski hatinya menderita. Sri berani menggugat norma itu, mencari cinta sejati meski harus bertentangan dengan pandangan masyarakat. Ini membuka diskusi tentang:

Hak perempuan untuk Bahagia, kebebasan memilih pasangan, tantangan mempertahankan peran dalam keluarga vs kebutuhan pribadi.

Tiga, Konflik Antara Tanggung Jawab dan Perasaan. Sri dan Michel (pria yang dicintainya) sama-sama sudah menikah, namun saling mencintai. Ini menunjukkan konflik batin antara komitmen terhadap keluarga dan kejujuran terhadap perasaan sendiri.

Empat, Keluarga sebagai Realita Sosial, bukan hanya romantis. Novel ini memperlihatkan bahwa pernikahan bukan hanya soal cinta atau kebahagiaan, tapi juga tuntutan sosial, status, dan kompromi. Banyak orang tetap dalam pernikahan demi "nama baik", bukan karena cinta.

Lima, Anak dan Masa Lalu Keluarga. Meski tidak menjadi fokus utama, pengalaman masa kecil dan pengaruh orang tua juga membentuk cara tokoh-tokohnya memandang cinta dan pernikahan. Ini mengingatkan bahwa keluarga masa lalu membentuk karakter dan pilihan hidup seseorang.

 

Nah, dari novel Pada Sebuah Kapal, kita belajar bahwa ternyata bahwa keluarga bukan hanya sebuah struktur sosial, tapi juga tempat konflik batin, harapan, dan kenyataan bertemu dan melebur. Dalam novel ini, NH Dini menggambarkan bahwa mencintai dan dicintai secara jujur lebih penting daripada sekadar mempertahankan status keluarga yang kosong.

 

#RCO2025

#ReadingChallengeODOP

#TantanganPekan4RCO

#RCO3.0

 

Poin Keluarga dalam Novel Karya NH. Dini yan

  Poin Keluarga dalam Novel NH. Dini yang Berjudul Pada Sebuah Kapal Novel Pada Sebuah Kapal pertama kali dicetak pada tahun 1972, adalah se...