Selasa, 30 Oktober 2018

Kau Yang Terbaik


Kau tahu tujuanku.
Kau yang membuat skenario hidupku.
Aku cukup menjalankannya.

Semua pilihan membawaku pada kebahagiaan.
Kebahagiaan yang Kau janjikan.
Bahagiakah juga Kau atas pilihan-pilihanku?
Jika Kau tak bahagia, beri saja aku sedikit senyumMu.
Senyum yang membuatku yakin
Senyum tanda bahwa Kau punya sedikit percaya bahwa suatu saat nanti aku akan dimampukan untuk mengasihiMu dengan kasih Agape atau kasih Pileo seperti jawaban Petrus waktu itu.

Pernah aku merasa iri pada Petrus.
Kenapa bukan aku yang lahir pada masa itu.
Tapi aku takut,
Mungkin saja jika aku lahir pada masa itu aku menjadi salah satu dari mereka yang berteriak "salibkan dia!"
Lalu aku di kenang dengan sebutan itu, dia perempuan yang saat itu berteriak "salibkan dia!"

Aku tahu Kau selalu lebih dulu.
Lebih dulu mencintaiku.
Lebih dulu berperang untuk setiap hidupku.
Tapi aku bahkan tidak mampu memberiMu waktu-waktu terbaik dalam hidupku.
Kau terus menyapa aku dengan semua berkatMu.
Tapi aku hanya datang padaMu saat sekarat.

Heran. Kau bahkan selalu menerima ku.

CintaMu diatas segalanya. Kau tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

#Komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Senin, 29 Oktober 2018

Surat Cinta Buat Teman-Teman

Dua bulan mungkin jadi waktu yang cukup untuk jatuh cinta. Jujur satu mingu, dua minggu pertama saya terpaksa.

Saya begitu menginginkan untuk menjadi bagiannya. Tapi  baru dua minggu jatuh cinta, berat badan saya sudah naik 5 kg. Saya jadi banyak makan. Waktu, pikiran, dan tenaga semua saya korbankan.

Cintanya jahat
Tapi saya tetap menginginkannya.

Lebih baik di kejar anjing daripada di kejar dead line setoran tulisan, pikir saya waktu itu. Jam-jam tidur jadi tidak beraturan. Kadang mata tertutup, tapi pikiran berkeliaran kemana-mana mencari kosa kata.
Cinta ini benar-benar menguras saya seluruhnya. Tapi saya tetap bertahan.

Satu bulan hampir patah hati, saya jadi banyak hutang. Bukan hanya hutang di toko, selalu ada hutang tulisan setiap petang.
“Mbak, ingat hutangnya”, pije Ake dan pije Anna selalu mengingatkan setiap akhir pekan. Tapi sumpah, pije Natuna yang dua ini selalu lupa ingatan. Setiap saya tanya hutang saya masih berapa tulisan, jawabannya selalu sama, “saya juga gak ingat mbak”, pije Anna kebanyakan hirup methanol di lab kimia, jadi kadang bingung (maaf haha).
Tapi pije Ake paling mengerti, sabar hadapi tukang hutang ini.

Saya jadi jatuh cinta pada ODOP, yang paling sabar membimbing saya dan teman-teman untuk menemukan sisi kami yang lain. Temani kami merangkak. Cak Lutfi yang terbaik. Lutfi paling tahu pemula itu seperti apa. Mengajak kami sejak masih di RWC. Selalu japri ingatkan hutang-hutang tulisan.


Terima kasih juga buat semua teman-teman seperjuangan sejak di RWC yang terus saling mendukung, Uni Zyl, Kaka Evita, Kaka Mega, alli Oland, dan yang paling greget dari Sukabumi miss Jepit Mutia Rachmat, juga teman-teman yang lain.
Semoga suatu saat nanti mimpi kita untuk punya buku solo bisa tercapai. Amin

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Minggu, 28 Oktober 2018

T U H A N

T U H A N
Dari jurang kelam aku berteriak memanggil namaMu
Dengarlah teriakku minta tolong.

“Aku tak akan mencobai engkau melebihi kekuatanmu,” demikian janjiMu.
Aku tahu telingaMu tak kurang tajam untuk mendengar ku,
tanganMu tak kurang panjang untuk mengangkatku.

Tapi, siapa aku?
Aku merasa tak pantas untuk memohon padaMu.
Biar, biarlah kiranya cintaMU membuatku berani untuk datang pada Mu,
Percaya bahwa Engkau akan mendengar dan siap menerima ku.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6


Si Hebat Orange

                          Si Hebat Orange

               Sumber: www.alodokter.com

Setelah di tempatkan di tempat tugas yang baru, desa Bali Ledo, Kabupaten Sumba Barat. Terus terang saya semakin bahagia karena di tempatkan di desa yang jauh dari ributnya kota dan polusi diman-mana,
Satu-dua bulan pertama, akhirnya saya sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan baru saya.
Hampir seluruh warga di desa itu bermatah pencarian sebagai petani. Karena rata-rata memiliki sawah tadah hujan, maka mereka akan bekerja saat musim hujan tiba saja. Sedangkan di musim kemarau, rata-rata mereka semua sibuk membuat bedengan sayur.
Berhubung sepanjang desa Bali Ledo ini dialiri air sungai yang cukup besar, serta di kelilingi bukit-bukit, sehingga mempermudah warga untuk menanam beraneka macam sayur.
Hampir semua anak-anak di desa Bali Ledo ini adalah murid saya, jadi mudah saja bagi saya untuk setiap hari memesan sayur saat musimnya.
Selain membantu orang tua mereka masing-masing, ada juga beberapa anak yang mempunyai bedengan sendiri. Rata-rata sayur yang mereka tanam adalah bayam, kangkung, sawi, wortel, sawi putih dan kol.
Saat musim kemarau di desa ini, harga sayur menjadi murah karena hampir semua warga mempunyai bedengan masing-masing. Selain untuk dikonsumsi sendiri, sayur-sayur ini juga akan dibawa ke kota untuk dijual kepada pemborong sayur di pasar.
Wortel jadi kesukaan saya. Selain dibuat sayur sup, setiap hari saya selalu membuat jus wortel untuk saya konsumsi, tiga kali sehari. Awalnya cuma coba-coba, tapi lama-kelamaan justru jadi kebiasaan. Kadang saya tambahkan sedikit madu.
Adapun wortel mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat, serat, dan senyawa lainnya.
Suatu hari tanpa sengaja saya coba browsing kasiat wortel ini, karena itu saya sertakan juga beberapa kasiat wortel dibawah ini.
Berikut adalah berbagai manfaat wortel bagi tubuh dalam mencegah beberapa penyakit dan menjaga kesehatan organ tubuh.
1. Mencegah penyakit jantung
Mengonsumsi lebih banyak wortel oranye dan sayuran lainnya dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner sebesar 32 persen. Selain itu, konsumsi wortel bisa menurunkan risiko terjadinya serangan jantung pada wanita. Ini karena wortel dapat menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterol dalam tubuh.

2. Berbagai jenis penyakit kanker
Mengonsumsi wortel secara rutin dapat melindungi tubuh dari berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker usus, kanker perut, kanker paru, kanker lambung, dan kanker payudara. Kandungan karotenoid dan beta karoten yang  tinggi mencegah terjadinya semua penyakit tersebut. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perokok yang mengonsumsi wortel lebih dari satu buah dalam seminggu dapat menurunkan risiko kanker paru.

3. Merawat mata
Vitamin A, beta karoten, dan lutein pada wortel dapat mencegah mata dari gangguan atau penyakit, seperti glaukoma, katarak, dan kelainan refraksi (miopi, astigmatisme dan hipermetropi).

4. Menjaga kesehatan otak
Asupan tinggi sayuran umbi akar, termasuk wortel, dapat memperbaiki daya ingat dan daya kognitif (kemampuan berpikir) seseorang.

5. Antiradang
Ekstrak wortel mencegah tubuh dari peradangan. Bahkan efeknya hampir setara bila dibandingkan dengan konsumsi obatan-obatan seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dan celecoxib.

6. Antipenuaan dan kesehatan kulit
Antoksidan, karotenoid, serta polifenol pada wortel oranye dan ungu membantu memperlambat penuaan dengan mengurangi radikal bebas dari sinar matahari dan polusi pada tubuh.
7. Menjaga kesehatan mulut
Mengonsumsi wortel sehabis makan dapat mengurangi risiko terjadinya gigi berlubang karena membantu meningkatkan produksi air liur untuk membersihkan gigi.
Sumber:  https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/manfaat-wortel-bagi-tubuh/

Tidak lupa juga saya bagikan kandungan dan kasiat wortel dan pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur kepada anak didik saya di SMP Negeri 6 Loli saat berada di kelas.

#TantanganODOP6
#onedayonepost
#odopbatch6
#nonfiksi
#gobion2019
#cappanahmerah
#generasimakansayurdanbuah

Jumat, 26 Oktober 2018

I LOST YOU BUT I FOUND ME

Ku hitung ulang pil dexamethasone, 15 tablet. Cukup pikirku.
Lebih baik mati dari pada menyaksikan kenyataan pahit ini.
Nanti malam akan ku teguk bersama alkohol, pikirku matang.

Waktu yang tersisa hari ini ku gunakan sebaik-baiknya, aku sudah memesan takdir untuk nanti malam.
Seolah sudah benar dan pasti, sepanjang siang itu aku lebih bersemangat dari hari-hari biasanya.
Lebih semangat merapikan kamar tidur, keramas dan makan yang banyak.

Ku buka buku bacaan sambil menikmati segelas cokelat. Sudah pukul 18.05. Empat jam lagi.
Lebih baik aku keluar rumah saja dulu sambil menunggu waktu pikirku.

Ku ambil switer kesayanganku, aku berjalan santai di jalan besar depan rumah. Semua pengguna jalan terlihat begitu bahagia.
Apa cuma aku yang kurang bahagia disini?

Aku sudah bosan dan lelah bertualang di dunia. Semua penuh drama. Tidak ada lagi yang bisa di percaya.

Penyesalan.
Semua pasti pernah merasakannya. Entah itu penyesalan terhadap hal-hal kecil bahkan terhadap hal-hal besar.
Menyesal atas kesempatan dan pilihan.

Aku pun menyesal atas kesempatan dan pilihan untuk jatuh cinta padanya.
Ketika nyatanya semua yang ku berikan dan harapkan tak sebesar apa yang ku terima.

Aku sudah tak percaya dan tak butuh lagi.

Dari awal harusnya aku miliki harapan rendah atas semua ini. Betapa bodohnya aku.

Ku lihat sudah pukul 21.15.
Aku ingat aku sudah memesan takdir pukul 22.00.

Kembali ke rumah. Ku dapati Ibu sedang menangis hebat.
"Kita pindah saja dari kota ini, rasanya Ibu ingin bunuh diri," sambar Ibu.
Aku jadi tak bisa bicara apa-apa. Berdiri kaku melihat Ibu.

Ibu cukup sabar menahan perasaannya pada Bapak yang kasar dan selalu main perempuan.
Dua puluh lima tahun cukup sudah, setiap hari Ibu selalu menjadikan aku sebagai alasannya bertahan, tapi ternyata bukan cuma itu.
Dua puluh lima tahun Ibu menanti cintanya terbalas.

Aku jadi merasa betapa rendahnya aku memikirkan untuk bunuh diri.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#KELUARGA

Rambut Putihku

Biar saja matahari terbenam
Biar saja rambutmu putih
Biar saja waktu menggiring hidup
Aku tetap mencintaimu ayah.
Semua malaikat tau itu, mereka pasti akan membantuku.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Selasa, 23 Oktober 2018

AYAH

Lewa, 22 Oktober 2018.



Teruntuk yts. Ayah.

Aku ingin miliki sedikit kekuatan untuk menahan uban rambutmu, miliki sedikit kekuatan untuk menahan keriput kulitmu.

Waktu mengambil semuanya.
Kulitnya yang dulu kencang, bahunya yang dulu kuat kini termakan usia.

Aku tak pernah menyalahkan waktu.
Aku menghargai kedaulatan waktu, dari tunas yang kecil akan bertumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat kemudian menjadi tua dan layu.

Semua yang hidup akan mengalami hal yang sama.
Waktu tidak memilih satu diantara semua yang ada. Waktu tak butuh sogokan. Waktu hanya tahu berjalan dan maju, tak akan mundur.

Tidak ada lagi cangkul, tidak ada lagi pekerjaan berat. Waktu memanggil untuk takluk dan diam dalam aturannya.
Tidak ada lagi sapu lidi yang mendidik kami, waktu merubah segalanya. Kami yang dulu takut karena lidi, kini menjadi hormat dan segan karena rambut putihnya.

Ku lihat tetesan-tetesan ringer lactate mengalir di tangan kirinya. Aku mulai sadar, kini ia tidak lagi muda. Rambut putihnya selama ini hanya ditutupi semir rambut cap hi top.

Ah, ayah. Kau sudah tua rupanya. Dulu setiap malam kau bercerita bagaimana kau melewati masa mudamu.
Katamu kau dulu paling jago di kampung.
Waktu ku dengar ceritamu itu, aku pikir kau akan tetap yang paling kuat. Tak akan tua.
Tapi mungkin waktu itu, aku masih sangat kecil untuk mengerti cerita-ceritamu itu.

Aku tahu ketakutanku ini tak akan mampu merubah keadaan sedikitpun.
Aku butuh doa. Doa agar kau tetap kuat dan mampu.
Aku juga ingin memberi waktu padamu. Ketika kemarin menemuimu, kau bilang kau sangat bahagia jika semua anak-anak berkumpul seperti ini.
Dalam hatiku aku sedikit menyesal, kenapa kita tidak berkumpul di hari ulang tahun saja dan bukan di waktu kau sakit?

Seberapa banyak cinta yang kau punya? Seolah-olah tak pernah habis. Apakah semua orang tua memang hanya terus memberi tanpa mau menerima?
Cinta macam apa yang kau punya ayah?
Mungkin ketika aku menjadi orang tua sekalipun aku tak akan mampu menjadi sepertimu.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#AYAH

Sabtu, 20 Oktober 2018

IBU

Setelah mandi, ku hempaskan tubuhku di ranjang.
Sudah pukul 19.05.
Seharian keluar mencari novel dan buku-buku referensi untuk skripsi ternyata cukup membuat tubuhku lelah dan sedikit pegal.
Sambil menerawang ke langit-langit kamar, aku terus berpikir apa yang sedari tadi membuat aku merasa sepertinya ada sesuatu yang kurang.
Setetelah beberapa saat berpikir, akhirnya ku temukan akar permasalahannya.
Ternyata itu tentang kenangan.

Kenangan itu memang lucu, bisa datang kapan saja, dimana saja dan datang dalam wujud yang memang terbilang aneh.
Seperti hari ini, hanya dengan membaui wangi parfum fanbo, setengah pikiran dan perasaanku seperti berjalan mundur bertahun-tahun ke belakang. Aku ingat pada Ibu.
Kenangan itu memang jahat. Ia tak akan peduli entah situasi kita seperti apa. Ia semaunya saja.
Ibu sangat suka parfum fanbo, selain harganya yang terbilang sesuai kantong, wanginya juga pas, kata Ibu.
Seperti rekan, begitulah Ibu dan parfum fanbo itu. Tak terpisahkan. Parfum itu stoknya tak boleh berkurang, apalagi kalau sampai habis.
Kalaupun habis, Ibu pasti tak akan keluar kemana-mana. Tidak pede katanya. Lucu, memang.
Aku juga pernah di datangi kenangan, hanya dengan mencicipi rasa masakan, kenangan total menyeret aku kepada Ibu. Semua jenis sayuran harus di rebus tanpa minyak, sedikit msg.
Terlalu banyak aturan memang. Tapi lama-kelamaan kami pun jadi biasa. Lama- kelmaan menjadi suka.

Kenangan itu memang jahat. Ia bisa datang dimana saja. Bahkan kenangan bisa saja datang saat kita  tidur, dalam mimpi. Membuat malam-malam menjadi semakin kelam dan sunyi.
Kenangan juga punya dua wujud buatku. Yang menyenangkan dan yang tidak.
Setiap hari aku selalu mengajak hati dan pikiranku untuk berdamai dengan kenangan.
Tapi, kenangan tidak semudah itu untuk ditaklukkan.
Mungkin sebagian orang menyesali atas hal-hal yang telah mereka lakukan dalam hidup, tetapi aku menyesali hal-hal yang belum ku lakukan pada Ibu.
Seberapa banyak aku membangkang, seberapa sering “tidak” ku ucapkan untuk setiap permintaan Ibu.
Apakah di sana kau masih menginginkan balasan kasih itu ‘Bu?
Jika iya, beri aku kesempatan.

Nanti, mari saling memilih lagi untuk menjadi keluarga.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6









 

Rabu, 17 Oktober 2018

Terima Kasih dan Maaf

Terima kasih rasanya tidak cukup dengan hanya mengucapkan terima kasih.
Bukan hanya penerima ucapan terima kasih saja yang merasa kurang bernilainya ucapan terima kasih itu, tapi pemberi ucapan terima kasih itu juga terkadang merasa ada yang kurang tanpa sampul. Entah sampul itu berupa amplop, cek, barang atau dalam bentuk yang lain.

Akhirnya nilai terima kasih itu sepertinya memiliki kategori tingkatan yang berbeda-beda.
Mungkin terima kasih akan dikategorikan dalam kategori sangat bernilai jika terima kasih itu dibalut dalam cek senilai seratus juta rupiah.
Atau terima kasih di kategorikan dalam kategori kurang bernilai karena terima kasih itu tidak dibalut sesuatu apapun.

Saya juga pernah berada di dua posisi ini. Ketika seseorang mengucapkan terima kasih atas apa yang telah saya kerjakan untuk orang tersebut, saya ingin terima kasih itu berwujud, bukan hanya sekedar ucapan saja.
Pernah juga saya berada di posisi ke-dua. Setelah hanya mengucapkan terima kasih saja, saya merasa terima kasih itu jadi terima kasih yang biasa saja.
Perlahan karakter saya terbentuk. Saya sudah tak tahu salahnya dimana.

Selain ungkapan terima kasih, ungkapan maaf pun demikian.
Ungkapan maaf akan di terima dengan baik jika dibalut dalam barang-barang bernilai seperti di atas.

Dulunya tidak seperti itu. Semua biasa-biasa saja. Tapi tahun-tahun berubah. Semua menjadi aneh. Yang benar jadi terlihat salah dan sebaliknya.
Lalu perlahan kita pun bertumbuh dalam cara hidup seperti ini.
Setiap hari seperti itu.
Lama kelamaan jadilah ungkapan terima kasih dan ungkapan maaf itu seperti itu dipandang sebagai cara yang biasa dan benar.

Mintai surat keterangan yang memang adalah tugasnya, ungkapan terima kasihnya harus di bungkus dalam amplop putih.
Ungkapan minta maaf karena anak berkelahi sama anak tetangga harus di balut kue manis.



 Kebiasaan-kebiasaan yang salah ini terlihat menjadi sesuatu yang benar karena telah menjadi suatu kebiasaan.
Kebiasaan oleh hampir semua orang.
Semoga setelah menulis ini, saya bisa merubah diri.


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Minggu, 14 Oktober 2018

Biografi Karier Sang Idola, Dee Lestari



Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee adalah seorang penyanyi dan penulis.
Lahir di Bandung pada tanggal 20 Januari 1976 dari pasangan Yohan Simangunsong dan Turlan br Siagian (alm).
Dewi Lestari dengan nama pena Dee Lestari adalah anak ke-empat dari lima bersaudara. Tiga saudara perempuannya juga berkelut dalam dunia seni.
Saudara perempuannya yang tertua Key Mangunsong adalah seorang sutradara dan penulis skenario.
Kakak perempuannya yang ke-dua Imelda Rosalin adalah seorang pianis dan penyanyi jazz.
Adik perempuannya Arina Ephipania adalah seorang penyanyi dan merupakan vocalis band Mocca.

Menghabiskan masa-masa sekolahnya di Bandung, Dee Lestari bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung, SMPN 2 Bandung, SMAN 2 Bandung dan lulus sebagai Sarjana Ilmu Politik dari FISIP UNPAR (Universitas Parahyangan)  Bandung jurusan Hubungan Internasional.

Awal dikenal sebagai penyanyi dan penulis lagu ketika bergabung dalam grup RSD (Rida Sita Dewi). Kemudian terus bekerja sama dengan beberapa penyanyi Indonesia lainnya, seperti Java Jive, Emerald, Padhyangan Project, Project Pop, Harvey Malaiholo, dan Chrisye.

Disela kesibukannya berkarya menghasilkan beberapa album lagu, Dee Lestari juga bergelut dalam dunia kepenulisan.
Menulis adalah hobinya. Sejak kecil ia sudah banyak mengikuti lomba menulis dan sering mengirimkan karyanya ke penerbit, sering gagal bahkan sempat putus asa ia akhirnya diam-diam menulis dan hanya menunjukkan tulisannya pada orang-orang terdekatnya saja.
Selama kuliah pun Dee Lestari terus menulis buku, diantaranya Perahu Kertas, Rico De Coro dan Filosofi Kopi.

Banyak buku yang ia hasilkan. Pada Januari 2001 di ulang tahunnya yang ke-25 setelah setahun menulis, akhirnya terbitlah Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (KPBJ) dan menembus buku terlaris dalam waktu singkat, tujuh ribu buku dalam waktu dua minggu.
Setelah KPBJ terbit, Dee Lestari semakin semangat menulis. Akhirnya Supernova ke-dua : Akar terbit di tahun 2002, Supernova: Petir 2004. setelah itu di tahun 2005 Dee Lestari menerbutkan buku antologinya, Filosofi Kopi yang berisi kumpulan karyanya selama sepuluh tahun dari 1995-2005.
Pada tahun 2008, ia merilis buku yang telah ia tulis sejak 1996 dan ditulis ulang yakni Perahu Kertas.

Di tahun 2009, Rectoverso hadir. Sebelas cerpen bersanding mesra dengan sebelas lagu. Gabungan karya sastra-musik pertama di Indonesia.
Karya berikutnya di tahub 2011 adalah Madre, buku kumpulan tiga belas cerpen dan puisi.

Setelah delapan tahun tenang, Supernova akhirnya kembali hadir. Pada tahun 2012, Supernova Partikel akhirnya terbit, memuaskan kembali penantian pembaca.
Disusul Supernova: Gelombang di tahun 2014 dan penutup serial Supernova episode enam : Inteligensi Embun Pagi (IEP) di tahun 2016.
Dua tahun kemudian di tahun 2018, ia kembali menerbitkan buku terbarunya Aroma Karsa, yang saat pre order saja sudah habis 10.000 buku. Itu sebelum di sebarkan di toko-toko buku konvensional.

#TantanganODOP5
#onedayonepost
#odopbatch6
#nonfiksi


Tiga serangkai (Konsumerisme, Materialisme dan Hedonisme)

Aku adalah tiga serangkai itu.



Sudah miliki dua sendal, aku ingin tiga. Satu untuk jalan-jalan, satu untuk ke pasar dan satu untuk di rumah.
Sudah miliki dua sepatu, aku ingin tiga. Yang coklat untuk baju coklat, yang hitam untuk warna hitam, dan yang merah untuk pakaian berwarna merah. Hampir ingin miliki banyak sepatu untuk semua jenis warna pakaian.

Tak ada puasnya.

Sudah miliki tiga tas. Aku ingin lima.
Sudah miliki dua jam tangan, aku ingin lima.

Semuanya maunya lebih dari satu.
Dari semua barang-barang tadi, hanya satu sepatu yang paling nyaman ku pakai, hanya satu tas yang selalu nyaman ku pakai dan hanya satu jam tangan yang paling aku suka.

Tapi, mataku tak pernah puas. Saat ke tempat perbelanjaan, tujuannya membeli baju. Tapi selalu bukan hanya baju yang penuhi kantong belanjaku.

Semua pakaianku belum semuanya ku pakai. Tapi setiap minggu selalu saja ada pendatang baru yang menempati rak-rak di lemariku.
Walau aku berjanji untuk tidak lagi seperti itu. Tapi semuanya tetap saja.

Setiap kondangan, selalu saja mencari kostum baru. Tidak pede kalau satu pakaian di pakai berulang kali. Biar lebih terlihat berkelas mungkin.

Pakaian, sepatu dan tas yang mungkin sering tidak terpakai juga jarang aku sumbangkan atau mungkin ku kirim ke kampung kepada orang-orang yang mungkin lebih membutuhkan. Setiap kali di pilah-pilah sebelum di kirim ke kampung, selalu saja perasaan sayang berlebihan muncul.
Kadang aku berpikir, sayang kalau harus di kirim ke kampung, mungkin besok-besok aku tetap akan membutuhkan ini semua.
Jadi tetap saja semua barang-barang itu penuhi ruang-ruang kamarku.

Setelah beberapa waktu berpikir, akan bagaimana jadinya jika gaya hidupku terus-terusan seperti ini.
Perlahan semuanya ku rubah. Ku rubah kebutuhan mata dan hatiku. Agar menjadi manusia  yang benar-benar mencintai alam.

Aku search di google, berapa banyak kain yang dibutuhkan untuk satu potong baju atau celana.
Berapa banyak bahan yang di ambil dari alam untuk membuat satu meter kain dan sebagainya.
Kemudian aku search lagi, berapa lama waktu yang dibutuhkan pengurai untuk menguraikan sampah-sampah tadi.

Walau tak semudah mengedipkan mata, suatu hari nanti aku pasti bisa. Mengendalikan semua keinginan, aku ingin menjadi salah satu dari sekian banyak manusia di bumi yang benar-benar mencintai bumi.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Resensi Novel Bekisar Merah

  Perempuan dalam Kungkungan Kenyataan Judul                            : Bekisar Merah Penulis                         : Ahmad Tohari...