Selasa, 23 Oktober 2018

AYAH

Lewa, 22 Oktober 2018.



Teruntuk yts. Ayah.

Aku ingin miliki sedikit kekuatan untuk menahan uban rambutmu, miliki sedikit kekuatan untuk menahan keriput kulitmu.

Waktu mengambil semuanya.
Kulitnya yang dulu kencang, bahunya yang dulu kuat kini termakan usia.

Aku tak pernah menyalahkan waktu.
Aku menghargai kedaulatan waktu, dari tunas yang kecil akan bertumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat kemudian menjadi tua dan layu.

Semua yang hidup akan mengalami hal yang sama.
Waktu tidak memilih satu diantara semua yang ada. Waktu tak butuh sogokan. Waktu hanya tahu berjalan dan maju, tak akan mundur.

Tidak ada lagi cangkul, tidak ada lagi pekerjaan berat. Waktu memanggil untuk takluk dan diam dalam aturannya.
Tidak ada lagi sapu lidi yang mendidik kami, waktu merubah segalanya. Kami yang dulu takut karena lidi, kini menjadi hormat dan segan karena rambut putihnya.

Ku lihat tetesan-tetesan ringer lactate mengalir di tangan kirinya. Aku mulai sadar, kini ia tidak lagi muda. Rambut putihnya selama ini hanya ditutupi semir rambut cap hi top.

Ah, ayah. Kau sudah tua rupanya. Dulu setiap malam kau bercerita bagaimana kau melewati masa mudamu.
Katamu kau dulu paling jago di kampung.
Waktu ku dengar ceritamu itu, aku pikir kau akan tetap yang paling kuat. Tak akan tua.
Tapi mungkin waktu itu, aku masih sangat kecil untuk mengerti cerita-ceritamu itu.

Aku tahu ketakutanku ini tak akan mampu merubah keadaan sedikitpun.
Aku butuh doa. Doa agar kau tetap kuat dan mampu.
Aku juga ingin memberi waktu padamu. Ketika kemarin menemuimu, kau bilang kau sangat bahagia jika semua anak-anak berkumpul seperti ini.
Dalam hatiku aku sedikit menyesal, kenapa kita tidak berkumpul di hari ulang tahun saja dan bukan di waktu kau sakit?

Seberapa banyak cinta yang kau punya? Seolah-olah tak pernah habis. Apakah semua orang tua memang hanya terus memberi tanpa mau menerima?
Cinta macam apa yang kau punya ayah?
Mungkin ketika aku menjadi orang tua sekalipun aku tak akan mampu menjadi sepertimu.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#AYAH

2 komentar:

  1. Kka Ibu terharu melihat puisi ini, sungguh cinta seorang ayah tak lekang oleh waktu.
    Cepat sembuh buat bapa kka Ibu.
    Tuhan memberkati.

    BalasHapus
  2. Terima kasih banyak bt doa adi ibu....

    BalasHapus

Resensi Novel Bekisar Merah

  Perempuan dalam Kungkungan Kenyataan Judul                            : Bekisar Merah Penulis                         : Ahmad Tohari...