Minggu, 09 September 2018

Ini seperti kampanye


Merupakan kota kecamatan yang tidak begitu ramai dan juga tak padat penduduk, kampung kami begitu tenang dan indah.
sepanjang jalan dipenuhi sawah-sawah yang selalu berubah warna mengikuti musim.
Hampir dikelilingi hutan lindung serta berada di antara lembah, tak dapat disangkali jika malam hari suhu di kampung kami sangat rendah.
Semua tampak baik, seperti tak punya cacat. Alami, bersih tanpa polusi.

Tetapi, tahun-tahun berganti. Semua juga berubah. Orang tua melahirkan generasi-generasi baru, generasi-generasi yang serba instan . Perubahan yang memang seperti tidak terlihat, yang perlahan-lahan tetapi seperti tiba-tiba saja ada.
Dulu tak pernah ada tumpukan sampah, yang ada hanyalah sampah daun dari pohon-pohon di sekitar rumah masing-masing. Tapi sekarang ini, sampah dapat ditemukan dimana-mana. Hutan lindung yang dulunya begitu asri, sekarang sudah jadi tempat pembuangan sampah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dulu sampahnya tidak seberapa, tapi mereka lupa bahwa satu orang membuka jalan bagi banyak orang. Setiap hari semakin banyak sampah-sampah yang dibuang liar di tengah hutan ataupun diujung jalan kampung kami.
Semua jenis sampah ada disana. Tak tahu siapa pelaku-pelaku yang tidak bertanggung jawab yang jelas-jelas tak punya rasa cinta pada alam. Di kampung kami banyak sarjana, orang-orang yang merantau dari kota-kota besar juga banyak. Ternyata itu tak cukup untuk dijadikan tolak ukur kesadaran mencintai alam.
Semua yang kita lakukan seperti tanpa kesadaran dan pengertian.
Dulu kalau ke pasar belanja sayur pakai keranjang anyaman. Zaman sekarang ke pasar tidak keren kalau tidak pakai kresek.
Dulu kalau belanja ke toko cuma dua bungkus mie, ya dipegang begitu saja. Zaman sekarang biar belanjaannya cuma satu bungkus mie, malu kalau dipegang begitu saja, atau kadang tuan toko merasa kurang sopan terhadap pembeli jika tak diberi kresek.
Bayangkan dalam satu menit dalam satu kampung melakukan hal yang sama, maka berapa banyak sampah yang tertumpuk.
Daripada nantinya repot mengurusi sampah-sampah, mendingan belajar bertanggung jawab terhadap diri sendiri dengan cara membatasi  pemakaian barang-barang instan atau dengan cara lainnya yang bisa mengurangi sampah.

Jadilah generasi bebas sampah.

Semoga kampung saya, Lewa tetap selalu bersih).
(saya seperti lagi kampanye, calon menantu menteri lingkungan hidup haha)

26 komentar:

  1. Kampanye anti sampah plastik jadi penting 😊

    BalasHapus
  2. Sukaaa...ah aku sepertinya selalu suka tulisan kakak yang satu ini 😍. Semoga kampanyenya sukses. Siapa tau beneran jadi mantu (oops) atau mendingan jadi menterinya KLH sekalian deh 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaha makasih Evita syg...
      Amin jd menantu aja... haha

      Hapus
  3. SETUJU T_T
    Di tempatku banyak sekali orang seenaknya buang sampah :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah maunya ditemukan alat apa gitu biar yg sering buang sampah sembarangan bisa di denda hehe

      Hapus
  4. Setuju sampah makin banyak juga ulah manusia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah mbak. Mungkin semua kemasan makanan bs diganti sj haha

      Hapus
  5. Memang msh banyak masyarakat yg blm sadar lingkungan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah benar. Di kampung2 sj sdh banyak sampah skrg2 ini

      Hapus
  6. Memang msh banyak masyarakat yg blm sadar lingkungan

    BalasHapus
  7. Kesadaran dari diri sendiri :)
    Teori terlalu sesak memenuhi kepala, nyatanya prakteknya nol besar.. Sedih :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah biar pake teori pengurai sampah plastik juga rasanya sama saja hehe

      Hapus
  8. Penasaran banget di bagian awal "merupakan kota kecamatan..." kota kecamatan apaaa gitu sy mikirnya lama. Hahahha baru terjawab di akhir postingan. Untung terjawab, kalo ga saya tidur penasaran malam ini hahahhaa.

    BalasHapus
  9. Iya, indonesia adalah negara kedua terbesar penyunbang sampah plastik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya? Sedih jadinya.. mulai besok kurangi sampah plastik 😊 dimulai dr diri sndiri.

      Hapus
  10. Balasan
    1. Ayo sepakat ramai2. Besok ke warung jangan pakai kantong plastik 😊

      Hapus
  11. masalah sampah plastik memang tidak pernah ada ujungnya

    BalasHapus

Resensi Novel Bekisar Merah

  Perempuan dalam Kungkungan Kenyataan Judul                            : Bekisar Merah Penulis                         : Ahmad Tohari...