Rabu, 14 November 2018

Cukup Aku & Kamu


                      salafiyunpad.wordpress.com

          Bunyi desis ban bus yang ku tumpangi bersentuhan dengan aspal basah membuat hatiku makin pilu. Sengaja ku pilih tempat duduk paling belakang, malu. Mataku bengkak, rasanya kelopak mataku melepuh karena menangis sepanjang hari.
          Walaupun bukan keputusan yang benar, tapi kembali ke rumah masa kecil adalah jalan satu-satunya. Capek, jenuh, bosan, lelah. Semua bereaksi menjadi satu membuat aku sakit, fisik dan psikis.
Selama ini aku heran bahkan tertawa ketika mendengar beberapa orang ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, tapi kenyataannya saat ini rasanya aku juga sama seperti mereka.
  Seandainya masa depan bisa diintip, aku bersumpah tak akan pernah mengambil jalan ini. Seharian tadi aku berdoa, berharap hal-hal instan bisa terjadi dalam beberapa detik. Tapi tetap saja, hatiku sudah dipenuhi rasa benci. Rasanya ingin ku muntahkan semua kebahagiaan yang telah ku kecap selama beberapa tahun ini.
Apa memang kehidupan setelah pernikahan akan sepahit ini? Janji-janji manis dulu kini semuanya pahit.
Tekadku sudah bulat, aku tak akan kembali ke rumah mertua sebelum Rias sadar. Aku sudah benar-benar bosan hidup dengan begitu banyak manusia dalam satu atap yang sama. Semua masalah rumah tangga aku dan Rias selalu jadi masalah semua orang-orang rumah. Dinasihati sekian banyak orang, aku bosan. Seolah-olah aku yang paling bersalah. Aku seakan ular di taman Eden yang selalu dipersalahkan karena menggoda Hawa memakan buah pengetahuan itu.
          Aku ingin hidup berdua saja sama Rias. Berdua saja memeluk semua masalah-masalah rumah tangga kami, seperti berdua memeluk bahagia-bahagia kami sebelum episode kehidupan ini.
Cukup sudah tiga tahun ini, lebih dari cukup aku bersabar dan beradaptasi dengan mengorbankan semua pikiran dan perasaanku.

Kalau sudah dapat kontrakan, jemput aku di rumah ibuku. Aku takkan kembali kalau harus kembali ke rumah itu lagi. Tolong mengerti aku, bunyi pesanku di whatssappnya tadi sebelum ku nonaktifkan ponselku.

#Tantangan 2
#ODOP BATCH 6
#Komunitasonedayonepost
#Domesticdrama
#Rumahtangga


3 komentar:

Resensi Novel Bekisar Merah

  Perempuan dalam Kungkungan Kenyataan Judul                            : Bekisar Merah Penulis                         : Ahmad Tohari...