Jumat, 16 November 2018

Rumah Melayang

2050

           Dua puluh tahun sudah mengembara planet bumi ini, menjadi flashmaker  adalah impian Adam sejak kecil. Lima belas tahunnya ia habiskan menciptakan alat-alat yang membantunya berkeliling planet bumi ini.
           Setelah bencana alam dimana-mana, Adam pun memutuskan membangun rumah di ketinggian 100 kaki dari atas permukaan tanah di salah satu hutan di pinggiran kota Manisa, Turki. Di atas gunung Sipylus Adam lebih dapat melihat indahnya kota Manisa.
           Bermodalkan konsep levitasi magnetik, Adam membangun semuanya bertahun-tahun. Meletakkan magnet yang menghasilkan medan magnet dengan diameter 15 meter sudah cukup membuatnya hidup aman di atas rumahnya.
          Menggunakan besi berongga dengan massa yang cukup, rumahnya sederhana saja 16 m2 luasnya, sudah berisi kamar tidur lipat, dapur, ruang santai. Atapnya langsung menggunakan panel surya sekaligus sebagai sumber listrik bagi rumahnya. Di bangunnya lift untuk bisa turun ke daratan jika ada keperluan tertentu.
           Semua sampah dari rumah melayangnya itu ia daur ulang menggunakan alat penghancur partikel  menjadi pupuk yang disalurkan langsung ke kebunnya. Semua lahan kosong di bawah rumahnya ia tanami dengan pohon-pohon sebagai penghasil oksigen. Makanan dan minumannya semua hasil olah khusus yang telah ia uji di laboratoriumnya bertahun-tahun.
           Adam merasa nyaman di rumah melayangnya, walaupun belum seratus persen dan masih terus melanjutkan proyek dan penelitiannya, Adam berharap tetangga-tetangganya mau mengikutinya hidup di rumah melayangnya itu.


#komunitasonedayonepost
#ODOP 6
#Tantangan 4
#Tantangan Fantasi
#Rumah Melayang

2 komentar:

  1. Imajinasinya boleh juga, Kak. Andai ada rumah melayang, kehidupan di darat seperti apa ya? Hahaaa ...

    BalasHapus

Resensi Novel Bekisar Merah

  Perempuan dalam Kungkungan Kenyataan Judul                            : Bekisar Merah Penulis                         : Ahmad Tohari...