Review buku Aimuna dan Sobori Karya Hanna Rambe.
Judul
: Aimuna dan Sobori
Penulis
: Hanna Rambe
Penerbit
:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Jumlah
Halaman : 492
Tahun
terbit : 2013
Saat mencari bacaan dengan genre historical
fiction, saya menemukan judul buku Aimuna dan Sobori ini disebuah laman
web. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung mencari buku ini di Ipusnas, lalu
membacanya hingga selesai (walaupun butuh waktu yang lama karena jumlah
halamannya cukup banyak).
Inti cerita dari buku karangan Hanna Rambe
ini adalah perjalanan seorang bapak bernama Gamati yang membawa kedua cucunya
yakni Aimuna dan Sobori untuk memulai hidup baru di tempat yang baru. Perjalanan
ini dimulai ketika orang tua dari kedua cucunya wafat diserang pasukan
Pani-pani yang melakukan hongi. Adapun Gamati dan kedua cucunya itu selamat
dengan lari bersembunyi ke tempat khusus yang telah disediakan di pinggir hutan
sebagai tempat untuk berlindung. Malam setelah penyerangan pasukan hongi itu,
perjalanan Gamati membawa Aimuna dan Sobori ke tempat yang baru pun dimulai. Berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lain, bertemu halangan dan rintangan yang tidak
sedikit. Perjalanan yang memakan waktu dan usia, hingga Aimuna dan Sobori
menikah dan melahirkan seorang anak dalam perjalanan itu. Cerita pun diakhiri
dengan indah. Gamati dan kedua cucunya itu bersama beberapa anggota rombongan
lainnya akhirnya menemukan tempat baru. Sebuah tempat yang bisa dijadikan
kampung hunian dan yang paling penting adalah lokasi yang jauh dari mata
Pani-pani. Gamati ingin agar Aimuna dan Sobori memulai hidup baru mereka dengan
kembali membuat kebun cengkeh sendiri dan hidup bebas dari ancaman Pani-pani
seperti cita-cita awalnya ketika malam pelarian itu dimulai.
Hanna Rambe sangat pandai bercerita,
walaupun foot note sangat banyak karena menggunakan percakapan dengan bahasa
Maluku. Tapi cerita sejarah perjalanan penjualan rempah-rempah di Maluku saat
itu seperti cengkeh, pala dan yang lainnya sangat jelas dipaparkan. Membaca buku
ini seperti membaca buku sejarah perjalanan pemusnahan cengkeh pada zaman dulu.
Secara keseluruhan, buku ini sangat bagus
dan juga ringan untuk dibaca. Muatan sejarah juga percikan-percikan perjalanan
kisah cinta Aimuna dan Sobori yang menjadi bumbu tambahan menjadikan cerita tentang
cengkeh menjadi terasa lengkap. Salut untuk Hanna Rambe untuk pengetahuan
sejarah perjalanan rempah di Maluku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar