Jumat, 19 November 2021

Review buku Aimuna dan Sobori Karya Hanna Rambe.

 Review buku Aimuna dan Sobori Karya Hanna Rambe.

 

Judul                           : Aimuna dan Sobori

Penulis                        : Hanna Rambe

Penerbit                       : Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Jumlah Halaman         : 492

Tahun terbit                : 2013

Saat mencari bacaan dengan genre historical fiction, saya menemukan judul buku Aimuna dan Sobori ini disebuah laman web. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung mencari buku ini di Ipusnas, lalu membacanya hingga selesai (walaupun butuh waktu yang lama karena jumlah halamannya cukup banyak).

Inti cerita dari buku karangan Hanna Rambe ini adalah perjalanan seorang bapak bernama Gamati yang membawa kedua cucunya yakni Aimuna dan Sobori untuk memulai hidup baru di tempat yang baru. Perjalanan ini dimulai ketika orang tua dari kedua cucunya wafat diserang pasukan Pani-pani yang melakukan hongi. Adapun Gamati dan kedua cucunya itu selamat dengan lari bersembunyi ke tempat khusus yang telah disediakan di pinggir hutan sebagai tempat untuk berlindung. Malam setelah penyerangan pasukan hongi itu, perjalanan Gamati membawa Aimuna dan Sobori ke tempat yang baru pun dimulai. Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, bertemu halangan dan rintangan yang tidak sedikit. Perjalanan yang memakan waktu dan usia, hingga Aimuna dan Sobori menikah dan melahirkan seorang anak dalam perjalanan itu. Cerita pun diakhiri dengan indah. Gamati dan kedua cucunya itu bersama beberapa anggota rombongan lainnya akhirnya menemukan tempat baru. Sebuah tempat yang bisa dijadikan kampung hunian dan yang paling penting adalah lokasi yang jauh dari mata Pani-pani. Gamati ingin agar Aimuna dan Sobori memulai hidup baru mereka dengan kembali membuat kebun cengkeh sendiri dan hidup bebas dari ancaman Pani-pani seperti cita-cita awalnya ketika malam pelarian itu dimulai.

Hanna Rambe sangat pandai bercerita, walaupun foot note sangat banyak karena menggunakan percakapan dengan bahasa Maluku. Tapi cerita sejarah perjalanan penjualan rempah-rempah di Maluku saat itu seperti cengkeh, pala dan yang lainnya sangat jelas dipaparkan. Membaca buku ini seperti membaca buku sejarah perjalanan pemusnahan cengkeh pada zaman dulu.

Secara keseluruhan, buku ini sangat bagus dan juga ringan untuk dibaca. Muatan sejarah juga percikan-percikan perjalanan kisah cinta Aimuna dan Sobori yang menjadi bumbu tambahan menjadikan cerita tentang cengkeh menjadi terasa lengkap. Salut untuk Hanna Rambe untuk pengetahuan sejarah perjalanan rempah di Maluku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Novel Bekisar Merah

  Perempuan dalam Kungkungan Kenyataan Judul                            : Bekisar Merah Penulis                         : Ahmad Tohari...