Senin, 18 Februari 2019

Laura dan Mimpinya

                 Laura dan Mimpinya


                      Liputan 6.com

 Namanya Laura, aku sering mengganti namanya dengan nama salah satu merk pembalut wanita yang ada di kios-kios kecil di kampung kami.
          Aku yang tak suka pelajaran bahasa Inggris dan dia yang tak suka pelajaran matematika. Kami jadi teman sebangku dengan misi melumpuhkan pelajaran-pelajaran yang tak kami sukai itu untuk tetap harus mendapat nilai terbaik di kelas. Hari itu, sekolah kami baru saja mendapat bantuan buku-buku baru untuk perpustakaan. Tak tunggu lama, kami pun memberi signal pada pegawai perpustakaan yang masih punya hubungan darah jauh dengan Laura untuk mendapat novel-novel terbaik terlebih dulu sebelum yang lain.
         Jadilah hari itu aku dan Laura mendapat novel remaja yang masih terbungkus dalam sampul plastik, buku yang sama, Dari Jendela SMP karya Mira W.
         Kami sama-sama bukan penggila buku, tapi kami suka mencoba hal-hal yang baru bersama-sama.
Satu minggu kemudian setelah selesai membaca buku itu, kami pun mengembalikan buku itu ke perpus.
Besar nanti aku ingin tinggal di Jakarta, hidup seperti Wulan yang jadi orang kaya sepertinya enak, katanya.
Aku cuma tertawa setengah mengolok. Bagaimana tidak, kami hanya anak-anak kampung, jauh dari kota kabupaten. Sangat-sangat jauh dari ibu kota negara Indonesia.
         Setelah hari itu, semuanya berjalan biasa saja sampai akhirnya kami lulus.
Melanjutkan sekolah di SMA pilihan masing-masing tak menjadi halangan untuk saling memberi kabar. Laura tetap menjadi Laura yang dulu, dia semakin semangat ingin ke Jakarta dan aku pun masih tetap teman yang masih menertawakan keinginannya itu.
          Setiap perkataan adalah doa, mungkin kata-kata itu juga ada benarnya. Benar-benar terjadi pada Laura. Dia jadi perempuan yang semakin giat mewujudkan mimpinya. Ingin ke Jakarta.
          Setelah memperoleh gelar magister sainsnya, mimpinya benar-benar menjadi nyata.
Pindah ke Jakarta dan bekerja.
          Aku sudah jadi anak Jakarta, bunyi pesannya siang itu.
Tahun ini aku siap kuliah lagi, semoga gelar doktor bisa ku peroleh di tahun 2022 nanti. Seoul National University jadi tujuanku, katanya.
Laura si anak desa berhasil mewujudkan mimpinya.
Walaupun tidak mudah, tapi buktinya ia bisa lewati itu semua.

#onedayonepost
#ReadingChallengeOdop
#TugasLevel2
#Level2tantangan2

4 komentar:

Resensi Novel Bekisar Merah

  Perempuan dalam Kungkungan Kenyataan Judul                            : Bekisar Merah Penulis                         : Ahmad Tohari...